AYO KUMPUL




Sore setelah dari ngobrol di teras, pak guru sedang jalan-jalan bersama purwanto dan juga p.parji menyusuri jalan di sekitar kampung.
" monggo mas guru" salah seorang warga dengan tas besar yang sedang dibawanya.
begitulah warga sekitar menyebut pak karsidi dengan sebutan " mas guru" , mungkin karena beliau dulu menjadi guru dalam usia yang masih muda, sehingga meskipun sekarang sudah memiliki tiga anak tetap saja di panggil dengan sebutan itu.
" monggo pak, badhe tindak pundi pak? tanya pak guru
" badhe budal mrantau pak guru, badhe teng njakarta"
" walah pak, kan seminggu maleh sampun bakdo tho pak , kog malah budhal mrantau, mboten bakdonan kalih keluarga.?"
"hehehe.... inggih pak, mangke kan saget telponan pak," bapak itu tersenyum sambil menjabat tangan mereka bertiga. mereka bertiga hanya bisa membalas dengan senyum yang hanya sedikit..
" kog ya mau bakdo malah sami budhal mrantau to!.. kemarin mas tanu berangkat ke balikpapan, tadi pagi bapaknya rindu juga berangkat ke sumatera, dimana anaknya tadi rewel mbidung terus,.. kog ya tega bakdo malah pada ninggal keluarga"
terang pak parji sambil menggeleng gelengkan kepalanya dan tanganya digunakan untuk menghitung..
" ya begitulah pak, mereka mengejar para pembeli.. kan waktu begini orang-orang pada punya uang pak" purwanto ikut menimbrung
" dulu waktu saya dan pak parji masih kecil pur, para orang tua yang pada merantau itu 2 minggu sebelum bakdo semuanya pulang , rame- rame bakdonan di kampung, berkumpul bersama sanak saudara , sekeluarga besar, motong ayam trus di rubung bareng- bareng, jadi rukuuun bener kalau dulu itu, lha kog sekarang malah kebalikannya, mentang - mentang ada handphone , kumpul jadi tidak di pentingkan lagi, dulu itu " mangan ra mangan penting kumpul", lha kog sakiki dadi " kumpul ra kumpul penting mangan"" . pak guru menjelaskan , purwanto dan pak parji mengangguk tanda paham.
" sekarang " kumpul ra kumpul penting ada duit pak". purwanto nyeletuk
"hus jangan bilang begitu, ora ilok". pak parji memotong dengan menutup mulut purwanto dengan pecisnya
mereka bertiga tertawa bersama.
" heh... makanya kita sekarang harus melestarikan budaya berkumpul ini, untuk mempererat tali persaudaraan kita, jangan sampai budaya yang baik ini di rebut oleh teknologi, teknologi kita gunakan sebagai media penunjang saja".
" siap pak, mas guru". purwanto dan pak parji menjawab dengan semangat.
mereka tertawa bersama

bedug sudah dibunyikan, mereka bertiga bergegas menuju masjid untuk berbuka bersama dengan warga " kumpul ra kumpul penting kumpul".

Komentar